Guru yang mengerti psikologis peserta didik

 Guru profesional dituntut bukan hanya mampu mengajar dengan baik namun juga harus memahami psikologis siswa yang diajarnya, dengan demikian akan terjalin hubungan emosional antara pengajar dan yang diajar.

"Guru tidak cukup hanya mampu mengajar dengan baik di depan kelas, namun juga harus mampu memahami psikologis siswa. Apalagi memang anak remaja adalah jiwa-jiwa yang sedang mencari jati diri," kata  pengamat pendidikan Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Berlin Sibarani di Medan, hari ini.

  Ia menyatakan proses pengajaran yang disampaikan guru tidak akan berhasil  dengan baik jika siswa yang diajar ternyata memiliki berbagai masalah terutama yang berkaitan dengan emosional. Selain itu,  guru dewasa ini juga dituntut harus mampu melakukan inovasi dalam pengajaran yang merupakan salah satu tuntutan yang diamanahkan dalam program sertifikasi  guru, katanya.

Hal ini dinilai perlu mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini terus berkembang sesuai dengan semakin pesatnya kemajuan dibidang teknologi yang sangat mudah diakses melalui internet.

Dengan demikian guru juga harus selalu terus belajar, bukan hanya penguasaan bidang studi yang diajarnya tetapi juga bidang-bidang lainnya. Demikian juga dengan penguasaan internet harus juga menjadi prioritas guru. "Melalui internet, guru dengan mudah akan mendapat tambahan bahan pengajaran, artinya guru akan lebih memiliki banyak memiliki bahan untuk  inovasi dalam pembelajaran. Jangan sampai murid lebih paham menggunakan internet dari pada guru," katanya.

Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan untuk mengarahkan siswa agar tidak terjebak dengan tindakan-tindakan yang tidak baik seperti yang terjadi dewasa ini dengan banyaknya tawuran maupun geng motor. "Artinya guru sedikit banyak harus mampu menguasai ilmu psikologi agar mampu menyelami jiwa sang murid. Kalau sudah terjadi keterikatan antara guru dengan murid, maka guru akan dengan mudah memahami jiwa murid," katanya.